Hantu fall in love

Hantu fall in love
Breaking News
Loading...
Thursday 26 March 2015

Open your heart for me part 2

21:50

Cerbung open your heart for me part come. Sorry kalau ceritanya makin gaje, EYD nya hancur..

Follow my twitter nurdianaanissa3 and my ask.fm nurdiana26

Jangan lupa sebelum membaca cerita ini kunjungi dulu blog gue: nurdiana.web.id


Happy reading guys!


Open your heart for me part 3


***



Seringkali ku bertanya kenapa takdir memberiku sahabat semacam lupus? tapi... aku tak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaan itu. Hanya sia-sia karena pada kenyataannya.. Ini takdir yang sudah tuhan gariskan untuk ku jauh sebelum aku di lahirkan ke dunia ini, saat di mana tuhan memberiku ruh sewaktu aku masih menjadi penghuni rahim bundaku [Ify]


***



Ify melihat bayangannya di cermin. Menyedihkan! satu kata yang bisa hatinya lontarkan. Dengan bercak-bercak merah di wajah menyerupai kupu-kupu (butterfly rash), rambut yang menipis karena kebanyakan rontok dengan sia-sia. Dia menghela nafas lagi-lagi rambutnya rontok dan hampir habis, kejadian ini sama dengan dua tahun lalu saat pertama dia mengidap penyakit lupus, butuh waktu lama untuk menumbuhkan rambut itu menjadi lebat lagi. dan kini.. Rambutnya.. sudah kembali rontok. Rsanya terasa sia-sia dua tahun belakangan ini ia memanjangkan rambutnya. Ahh.. lagi-lagi Ify selalu seperti ini selalu tak menerima keadaan nya.


"Gak papa sayang.. kan ada kerudung buat menutupi rambut kamu" suara seseorang, Ify menoleh mama nya mendekat.

"Jangan putus asa gitu, puteri mama yang cantik ini masa kalah sama penyakit. Gak etis dong" kata sang mama menyemangati beliau mengusap kepala Ify.

"Selama ini Ify cengeng yaa ma? Ify pasti selalu ngerepotin mama mulu, maafin Ify ma" kata Ify.

"Ify.. apapun yang terjadi sama kamu, kamu puteri mama Fy, tanggung jawab mama. Jangan ngerasa kalau kamu ngerepotin mama. Selama mama bisa apapun akan mama lakukan buat kamu, kita sama-sama berjuang buat ke sembuhan kamu sayang. Inget kamu masih punya mama yang sayang sama kamu yang pengen lihat kamu sembuh jadi jangan putus asa jangan nyerah" kata mama Gina. Ify ingin menangis mendengar kata-kata mamanya. Inilah kasih sayang seorang ibu yang sampai kapanpun tak akan pernah terbalas, ternyata yang pepatah ungkapkan kasih sayang seorang ibu takterbalas emas permata itu memang benar tak akan dan tak akan bisa di balas apapun sekalipun dengan hal yang berharga di dunia ini.

"Makasih mah, Ify sayang banget sama mama" kata Ify mulai berkaca-kaca. Mama gina pun begitu beliau mulai merasakan sesak ketika membicarakan hal ini dengan Ify. Mama Gina tidak pernah menyangka bahwa putri tercintanya akan menderita penyakit yang langka semacam lupus, dalam turunan keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit mengerikan semacam itu. Kadang mama Gina pun selalu merasa hidup tak adil pada Ify, di usia nya yang masih remaja harus di beri cobaan yang berat. Menderita penyakit yang berefek pada ketakutan, takut untuk jatuh cinta dan takut untuk melihat masa depan.

"Mama juga Fy, kamu dan Deva adalah harta mama satu-satu nya, ya udah kamu belum minum obat kan? minum dulu sayang terus tidur" kata mama Gina, Ify mengangguk.

Mama Gina kemudian meninggalkan kamar Ify.

Takdir memang rahasia, tak pernah terbaca hari esok seperti apa. Seperti hal nya yang terjadi pada puteri tercintaku, lupus datang dengan sendirinya tanpa undangan dan tak mau pergi ingin terus bersama puteriku [mama gina]







***


Aku berharap kisahku akan seperti tokoh yogas dalam novel the truth about forever karya ka orizuka sosok kana dalam bentuk pria benar-benar nyata, datang membawa cinta yang tulus tanpa memandang apapun suatu saat nanti [ify]
Siang ini matahari begitu menyengat, panas terasa seperti membakar jika lama-lama berada di luar. Jam  pelajaran sudah usai namun para siswa-siswi tak langsung pulang karena ada pertandingan basket antar angkatan..


Seperti biasa ke tiga gadis ini lebih memililh duduk di bawah pohon akasia yang mendung bebas dari sinar matahari. Tetapi masih bisa terlihat walaupun tak sejelas seperti di sisi lapangan. Ify, Shilla dan Sivia ke tiga nama gadis itu.


"Udah sana lo di kursi penonton aja, mau lihat sama mau nyemangatin gebetan lo kan?" kata Ify pada Shilla.. Gabriel gebetan Shilla memang ikut main dalam pertandingan ini, dia siswa kelas 12 sama seperti Shilla tentunya. Shilla menggeleng.


"Nggak dehh dari sini aja udah kelihatan" kata Shilla. Ia memangdang ke lapangan yang sudah mulai ada beberapa pemain termasuk Gabriel.


"Biar gue yang nemenin Ify di sini, lo pasti kan pengen lihat lebih jelas gimana oke nya permainan gebetan lo itu" kata Sivia. Ify mengangguk mengiyakan.


"Gue ada atau nggak nya gak bakal ngaruh sama Iel, malahan kalau gue teriak-teriak pasti ujung-ujungnya gue sakit hati" Shilla malah nyengir. Pemain sudah berkumpul dan pertandingan akan di mulai beberapa menit lagi.


Ify dalam hati merasa bersalah pasti gara-gara di rinya Shilla tidak bisa menonton gebetannya lebih dekat, untuk menghargai dan menemaninya. Sebenarnya bisa saja Ify pulang tapi pasti ke dua sahabatnya pun ikut pulang, tentu IFy tahu Shilla ingin sekali bisa melihat Gabriel walaupun pada akhirnya harus rela menonton Gabriel dari kejauhan. Ify tidak boleh terlalu lama berada di bawah sinar matahari karena itu akan berdampak pada kesehatannya.


Orang dengan lupus tidak boleh berlama-lama berada di bawah sinar matahari itu bisa menyebabkan lupus aktif bahkan bisa menyebabkan kulit sedikit gosong.. Tepatnya bagian yang terkena sinar matahari.


Permainan rupanya sudah di mulai, wasit sudah meniupkan pluit. Shilla tampak antusias melihat permainan itu terutama melihat gabrie yang dengan lincahnya memainkan si bundar berwarna orange itu. Walaupun tidak bisa di pungkiri lawan mereka tidak sebanding karena melawan kelas sebelas yang notabene nya kemampuan dan pengalaman masih berada di bawah mereka.


"Ya Alloh.. Pangeran gue kerenn bangett" kata Shilla matanya sibuk memperhatikkan lapangan, ada binar keceriaan dari nada bicaranya.

"Kalian kenapa di sini?" sebuah suara mengalihkan perhatian mereka bertiga. Rio. Murid baru itu.


 Berdiri dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celananya. Tampaaaaannnnn!! Kalau saja ketiga cewek di depannya ini cewek ganjen yang doyan cowok-cowok cakep kayak rio pasti mereka langsung tebar pesona. Sayang dan sangat di sayangkan karena ke tiga cewek ini(ify, shilla dan sivia) bukan termasuk ke dalam kriteria cewek seperti itu.


"Ehhh Rio.. Kok lo juga di sini?" Shilla yang pertama menyambut Rio membuat Rio nyengir. Ify memilih diam matanya sengaja ia fokuskan ke depan tak menghiraukan Rio.


Diam-diam Rio memperhatikan Ify, dari awal Rio sengaja menemui  ketiga cewek ini, tadi bertanya seperti itu hanya untuk berbasa-basi. Rio menghela nafas yang menyambutnya hanya Shilla padahal yang Rio harapkan gadis bermata dingin itu.


"Gue aneh aja, kenapa gak di pinggir aja kan lebih jelas" kata Rio. Shilla sekarang sudah membagi kosentrasi nya dia tak fokus lagi memperhatikan gabriel yang sedang bermain basket. Menghargai Rio, dan sekarang kan Rio adalah teman gabriel jadi bisa saja nanti Rio bantuin dia buat dapetin Gabriel.. Modus? Siapa bilang cuma memanfaatkan situasi kok!!


"Kita biasa di sini lagi Yo, kalau ada pertandingan basket pasti ini jadi tempat wajib kita buat nonton"

Kini Sivia yang ikutan berkata. Rio mengangguk-ngangguk mengerti  dari tadi matanya sibuk memperhatikan Ify yang tak kunjung menoleh ke arahnya. Ify lebih memilih fokus tak sedikitpun menyadari kehadiran Rio.


Sedangkan ify dia tahu kalau Rio daritadi memperhatikannya bukannya GR tapi Ify tahu ketika kita sedang di perhatikan pasti kita bakal merasa bukan? Tentu ini lah yang terjadi pada Ify.


"shill gue boleh minta no hp lo?" tanya rio kemudian. Shilla langsung melongo  Sivia juga sama tapi beda dengan Ify dia tak ambil pusing bahkan masa bodo.


"Jangan bilang lo naksir gue yo? Lo jangan jadi pager makan tanaman lo jangan jadi musuh dalam selimut buat yayang gue kasihan dia baik pake banget" Cerocos Shilla. Kini giliran Rio yang menganga tak percaya.


Ya ampuun nih cewek pd abisss siapa yang naksir coba? Rio kan cuma minta no nya biar nanti bisa minta no hp Ify, nah loh jadi Rio cuma memperalat Shilla bukan memperalat sihh cuma yaa gimana yaa minta bantuan..


"Heh.. Percaya diri lo minta di bayar pake uang gopek deh Shill.. Cepetan dehh gue mau ke pinggir lapangan gak kelihatan nonton di sini" kata Rio. Shilla manyun. Masa di bayar pake uang gopek sih? Uang gopek zaman sekarang cuma dapet permen yupi 3 biji, gorengan aja udah 2000 rupiah dapet tiga..


"Dihhh sial pake daun aja sekalian.. Ya udah 089968419xxx" kata Shilla dengan cepat Rio menyimpannya.


"Oke thanks yaa" kata Rio berlalu pergi sebelum pergi dia menyempatkan melirik Ify yang masih asyik memperhatikan permainan.


"Jangaaann lupaaa namanya Shilla  calon pacar nya Gabriel yaa" teriak Shilla Rio mengacungkan jempolnya pertanda iya..

"Gawattt... Gawat darurat bagaimana kalau ternyata Rio naksir elo Shil, dia cuma minta no elo gak gue Ify juga nggak" kata Sivia.


"Elo berharap di mintain no hp ya Siv?"tanya Ify.


"Enggak cuma heran aja dan ini perlu di selidiki kalau perlu manggil detektif conan"kata Sivia. Shilla mulai berpikir..


"Hmmm aneh memang.. Tapi gue masa bodo lagi.. Kalau naksir ya gak papa hak Rio tapi.. Gak akan mengubah dan mengurangi rasa sayang gue buat yayang gabriel" kata Shilla. Ify dan sivia mencibir.



"Makan aja sekalian Gabriel"kata Ify dan Sivia barengan Shilla malah tertawa..



To be continue




sumber

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer