Hantu fall in love

Hantu fall in love
Breaking News
Loading...
Thursday 30 April 2015

Open your heart for me part 3

20:19
Yaps lagi-lagi Nurdiana bawa lanjutan cerbung open your heart for me part 3. Sorry buat ngaretnya cerita ini, buat typo yang berkeliaran di mana-mana, buat ke tidak tepatan pemilihan kata, atau buat EYD nya yang hancur..

Jangan lupa untuk tetap berkunjung ke sini: nurdiana.web.id


Happy reading!!


Open your heart for me part 3

***

Ify memandang bungkusan obat di hadapannya dengan  bosan. Siapa yang tidak bosan jika obat bernama methylprednisolon dan meloxicam itu seperti menu sarapannya setiap hari sudah ia konsumsi selama dua tahun terakhir ini, memang bentuk nya kecil tetapi tetap saja keinginan untuk berhenti mengonsumsi obat itu sangat besar, Dokter memang memberi Ify 3 jenis obat tetapi yang selalu Ify konsumsi hanya dua, karena salah satu di antara obat tersebut berbentuk kapsul, Ify benci jenis obat berbentuk kapsul dan sama sekali ia tak pernah menyentuhnya lebih tepatnya karena tak bisa. Dulu saat pertama sakit tepatnya kejadian ini dua tahun yang lalu untuk pertama kali nya memakan obat Ify  dalam jumlah yang banyak Ify muntah-muntah karena mual, aroma obat dan rasa nya yang pahit di tambah ukurannya lumayan besar membuat lidahnya tak bisa menerimanya. Untung saja obat yang kini di konsumsinya tak banyak dan ukurannya kecil.


"Sampai kapan gue bakal  ngonsumsi obat ini? Ify bergumam. Pertanyaan sampai kapan yang tak akan pernah bisa di jawab oleh siapapun. Atau mungkin bahkan tidak ada sampai kapan? dokter pernah bilang padanya kalau ia harus berobat "Seumur hidup" dan kenyataan itu membuat hatinya teriris. Seumur hidup? Selama itu kah meskipun tidak tahu kapan ajal menjempeut kata "seumur hidup" berarti selama ia masih bernafas dan itu terlalu menyakitkan untuk di terima. Ia lalu membuka bungkus tersebut. Kecil hanya 4mg berwarna putih sedikit pahit, kemudian Ify memasukan ke dalam mulutnya tak lupa di dorong dengan segelas air putih. Tertelan dengan selamat, membuat Ify bernapas lega. Dia bukan tipe orang yang mudah dalam hal menelan obat jika ukurannya besar biasanya Ify menumbuk obat itu hingga halus.


Kadang Ify selalu merasa dirinya lebih baik mati saja, mungkin mati akan lebih tenang, ia selalu takut takut akan masa depan yang tabu. Tetapi jika ingat pembicaraan nya dengan Sivia dan Shilla  ia mulai berpikir lagi


"Gue pengen nyerah, gue pengen ini berakhir. Gue gak mau lebih lama hidup di dunia ini"


"Apa lo punya bekal yang cukup untuk kehidupan lo di akhirat nanti? berpikir lebih panjang, jangan asal berbicara seperti itu.  Penyakit bukan akhir dari segalanya"


"Tapi gue capek, gue juga takut. Takut menghadapi masa depan gue"


"Satu detik yang akan datang pun kita nggak tahu, gimana lo bisa menebak-nebak dengan masa depan. Tuhan udah nyiapin sesuatu yang manis buat lo. Harus yakin dengan itu"


"Apa kebahagiaan masih akan gue raih? kenapa rasanya gue gak bisa nerima ini semua? gue masih muda, kenapa harus di hadapin sama penyakit mengerikan ini" 


"Gak akan ada yang bisa menjawab, karena itu rahasia. Apapun yang takdir kasih buat lo, lo harus bersyukur meskipun itu pahit. Ify gue yakin lo wanita yang kuat, apapun yang terjadi sama lo, lo selalu bisa mengatasi nya sendiri. Tuhan memberi lo sahabat semacam lupus pasti ada sesuatu yang indah di sana. Jangan putus asa. Hidup harus berjalan. Kebahagiaan pasti lo dapatkan suatu saat nanti"


Itu percakapannya dengan Sivia dua tahun yang lalu, di mana Ify selalu merasa putus asa dengan hidupnya karena tervonis Lupus. Lupus merenggut senyumannya, Lupus membekukan hatinya untuk pria, Lupus menolak cinta yang datang padanya. Ify tak berani jatuh Cinta, lupuslah alasanya. Ia memilih berhenti berhenti untuk merasakan debaran keras di Jantung nya ketika melihat seseorang yang di kaguminya. Dulu Ify pernah menyukai Debo, tetapi hanya di lakukannya dalam diam. Dan sekarang waktu telah merubah perasaannya. Lupus membantu menghilangkan perasaan cinta nya untuk Debo. Karena itu tak akan mungkin, sehat saja Debo tak pernah melihatnya bagaimana jika dia tahu Ify sakit?


Drt.. Drt...

Handphone Ify bergetar pertanda sebuah SMS masuk, hal tersebut membuat Ify menghentikkan lamunan panjangnya dengan cepat Ify meraihnya. Membuka pesan tersebut dan mengernyit. No tak di kenal nya 

From: 089968419xxx

Hai, Ify. Gue Rio

Rio? Ify semakin mengernyit darimana pria ini mengetahui no hp nya.


Shilla. Tiba-tiba satu nama muncul di benak Ify. Iya pasti gadis itu yang memberikannya pada Rio tadi saat di lapangan kan Rio meminta no hp Shilla jadi mungkin saja perempuan itu memberikan no Ify. Tapi kenapa harus lewat Shilla aneh.

To: Rio

Iya ada apa ya Yo?

Ify sudah menamai kontak tersebut dengan nama "Rio"

From Rio

Ahh tidak, hanya ingin menyapa saja.

Dahi Ify mengkerut, ingin menyapa? Untuk apa? Benaknya bekerja cepat untuk bertanya. Sedikit ada yang aneh, pemuda itu sering memperhatikannya Ify tahu itu. Ahh untuk apa GR Ify mana mungkin Rio menyukainya dalam waktu singkat. Ify mengggeleng-gelengkan kepala tak habis pikir bagaimana dia bisa berpikir seperti itu dia bukan primadona di sekolahnya hanya gadis pendiam yang kecantikkannya sedikit demi sedikit di renggut penyakit lupus, hanya orang dengan dengan tanda butterfly rush (ruam merah berbentuk kupu-kupu, sebagai tanda bahwa ia menderita lupus) menghiasi wajahnya.

To: Rio

Oh. Baiklah

tak ingin keganjenan dengan berceloteh panjang lebar membalas pesan Rio, Ify hanya membalas seadanya.

From Rio: 

ini no gue Fy, save ya! Siapa tahu aja nanti butuh.

Save? Butuh? What for? Pemuda itu benar-benar membuat Ify bertanya-tanya, sering tertangkap basah memperhatikannya, lalu sekarang tanpa di duga-duga mengirim pesan padanya. Hanya satu kata aneh. Mereka hanya pernah tabrakan satu kecil di rumah sakit waktu itu tak ada kesan manis jika di ingat, padahal sikap Ify padanya bisa di bilang sedikit jutek Ify tak pernah menganggap kehadirannya.

To: Rio

Oke!

Sudahlah jawaban singkat, yang terkesan tidak bersahabat yang Ify balas. Kepada pria Ify memang sedikit jutek, bukan apa-apa ia tak ada keberanian sekarang untuk dekat dengan seseorang terlebih lagi jika mengingat ke adaannya. Biar, biar saja tuhan yang menentukan sampai kapan pintu hati nya akan tergembok kuat.


Sementara itu di tempat berbeda, kamar Rio.

Pemuda ini menghela napas membaca 3 huruf ah 4 bersama satu tanda seru, yang merupakan balasan dari Ify. Salah nya sendiri kenapa berani-beraninya mengirim pesan pada wanita bermata dingin itu, Shilla sudah memperingatkannya bahwa Ify akan sama seperti yang terlihat di sekolah.

Iya tadi pemuda ini meminta no hp Ify pada Shilla, sengaja untuk PDKT tujuannya, tetapi sama! Sama seperti di sekolah,  jutek tak banyak omong. Sikap Ify diam-diam membuat rasa penasaran di hati Rio mencuat minta penjelasan. 

Selama ini hidupnya terkesan tak berwarna, ia bahkan menganggap cinta itu semacam halusinasi, karena Rio tak pernah merasakannya. Teman-teman wanita di sekolahnya dulu tak ada yang menggetarkan hatinya, Jantungnya tak pernah bekerja ekstra saat melihat teman-teman wanita di sekolahnya dulu, tak ada satu pun, hanya Ify. Si gadis bermata dingin yang membuat matanya ingin terus menatap gadis itu.

"Apa sesuatu itu telah hadir untuk gadis bermata Dingin, bernama Ify" gumam Rio sambil memegang dadanya.

Sesuatu yang banyak orang menyebutnya cinta.


***

"Gue lihat lo sering ngelihatin Ify. Lo suka ya sama dia?" pertanyaan Cakka membuat Rio menoleh.

Terhitung sudah seminggu RIo resmi menyandang sebagai siswa di SMA ini, berbaur dengan mereka dan menjadi sahabat ke tiga most wanted Alvin, Cakka dan Gabriel.

Saat ini istirahat, ke empat pemuda ini sedang berada di kantin, dan lagi-lagi Cakka menangkap Rio sedang memperhatikan meja Ify dkk, bukan hanya satu kali tapi sudah puluhan kali bahkan dari pertama kali mereka bertemu.

"Dia sebenarnya kenapa? Sikapnya beda kalau sama cowok"Rio malah balik bertanya.
Cakka mendengus. Kemudian laki-laki itu menyeruput es teh nya.

"Udah jadi rahasia umum dia kayak gitu. Dia itu kaya antipati sama cowok" jawaban Alvin membuat Rio bingung.

"Dia punya penyakit, namanya lupus. Dan itu yang membuat nya berhenti untuk jatuh cinta, menutup rapat pintu hati nya untuk pria mana pun" kali ini Gabriel yang menjelaskan, perkataan Gabriel membuat Rio tersentak. Lupus? Suatu penyakit yang baru-baru ini Rio dengar sebagai penyakit mamanya.

"Lupus? Penyakit yang sama kayak mama gue" perkataan Rio barusan membuat ketiga sahabatnya itu menatap nya tak percaya.

"Serius lo?" ketiganya bertanya kompak. Membuat Rio mengangguk mengiyakan.

"Iya. Baru-baru ini dokter memvonis mama gue terkena penyakit langka itu. Dan waktu chek-up gue gak sengaja nabrak Ify" kata Rio. Ketiganya mengangguk-ngangguk mengerti.

"Keadaan mama lo baik-baik aja kan?" tanya Cakka.

"Ya gitu deh, lumayan agak parah gak bisa bangun. Gue dulu gak tinggal sama mereka tapi pas denger mama gue sakit gue mutusin buat tinggal mereka, kami orang manado asli, cuma karena pekerjaan orang tua gue tinggal di sini dan gue sendiri memilih di manado" cerita Rio panjang lebar.

"Orang bilang hidup dengan lupus itu sulit, lebih sulit dari pada memecahkan soal-soal fisika dan matematika. Banyak banget pantangannya. Keluar rumah aja kalau lagi panas bisa jadi bahaya" kata Cakka. Dia tahu sedikit tentang penyakit yang satu itu.

"Pertanyaan gue tadi lo belum jawab, lo suka sama Ify?" Cakka sepertinya masih penasaran. 

"Well, pertemuan pertama dan selanjunya tak ada yang berkesan. Hanya sebuah mata dingin yang menyambutnya. Tapi membuat gue merasakan sesuatu yang aneh sama jantung dan hati gue. Salah gak kalau gue bilang gue suka sama dia" kata Rio menerawang.

"Sebenarnya salah, karena hanya akan membuat hati lo terluka. Ify bukan tipe orang yang mudah membalas perasaan seseorang. Dia punya ketakutan luar biasa tentang Cinta dan masa depan. Mundur aja kalau takut patah hati" kata Alvin. Rio menatapnya dengan alis bertaut.

Bukan nya mendukung tetapi malah menuruhnya mundur.
"Jangan salah paham, gue nyruh lo mundur demi kebaikan lo, bukannya gue menyukai Ify. Lo akan tahu gimana rasanya gak di anggap jika mencintai wanita itu" kata Alvin lagi.

"Alvin bener Yo. Selama ini tak ada satu pun pria yang berhasil menyentuh hati Ify" kata Gabriel.
Rio menghela napas. Seperti itukah? 

"Gue gak janji bisa mundur, kalau hati gue minta di ungkapkan apa boleh buat. Wanita itu menarik dan berbeda" kata Rio.

"Pilihan hanya lo sendiri yang menentukan" perkataan Cakka di angguki oleh Gabriel dan juga Alvin.

Boleh tidak ia memiliki sesuatu ini untuk Ify? Perempuan bermata dingin yang takut jatuh cinta hanya karena ada lupus dalam dirinya.


0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer