Hantu fall in love

Hantu fall in love
Breaking News
Loading...
Sunday 5 April 2015

Hantu fall in love season 2 part 1

05:28
Yeayyyy... Adakah yang inget sama cerita ini? pasti pada lupa kan..? ahhh iyaa gue aja hampir lupa.. Hantu fall in love season 2 part 1 wkwk.. makin gaje makin garing dan makin gak nyambung.. Sorry typo bertebaran..



Author: Nurdiana

Judul: Hantu fall in love.

Genre: Horror, comedy.

Editor: @Helmafitri07


Hantu fall in love season 2



Dunia kita sekarang sama.. Tapi takdir cinta ternyata belum berpihak kepadaku. Masih sama. Sama seperti sebelum kou datang ke dalam dunia ku..

Jangan lupa untuk berkunjung ke blog ini: nurdiana.web.id


***

Pantai pangandaran menjadi saksi bisu Rio meninggalkan dunia nya, menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.

Masih tak percaya dengan ini semua. Sama sekali tak percaya Rio menyaksikan raganya sendiri terbujur kaku di atas pasir putih di kelilingi banyak orang dan di tangisi Cakka serta Gabriel.

Rio menggeleng-gelengkan kepala tak percaya, nggak. Nggak mungkin ini terjadi dia tidak mungkin Meninggal? masih banyak mimpi yang belum di raihnya, masih belum bisa membahagiakan mama nya. Ya tuhan dia masih muda, kenapa harus di panggil terlebih dahulu.

"Nggak mungkin." racau Rio ia mundur menjauhi raganya.

"Inilah takdir mu nak!" seru seseorang membuat Rio terkejut, seorang nenek-nenek dengan jubah putih dan rambut yang entah lah seperti ceu kunti Ify? Ah, ceu kunti yang selalu mengganggu Rio dulu

"Siapa anda?" tanya Rio takut-takut.

"Zahra. Kamu bisa panggil saya nenek Zahra. Sesepuh dari semua hantu sejagat raya ini." si nenek memperkenalkan diri nya. Rio masih memandang si nenek takut-takut sesepuh hantu? Apa dia mau menjemput Rio untuk jadi hantu. Nggak! Nggak dan nggak Rio gak mau jadi hantu Rio mau tetep hidup.

"Iyaa. Kamu benar saya akan menjemput kamu untuk menjadi bagian dari kami." kata si nenek bisa membaca pikiran Rio.

"Nggak nek, Rio nggak mau. Rio masih mau hidup, masih banyak yang mau Rio lakuin di dunia ini, Rio belum pamit sama mama Rio," kata Rio dia masih kaget sepertinya, ingin menagis tapi tak bisa..

"Tidak bisa Rio, kesempatan kamu hidup hanya sampai hari ini. Kamu ingat hantu bernama Ify? Dan kamu tahu kenapa kamu bisa melihat Ify?" tanya si nenek, Rio tertegun. Tentu. Tentu saja dia ingat ceu kunti yang tiba-tiba muncul di hidupnya menganggunya sampai-sampai Rio harus pergi ke dukun bersama Cakka dan Gabriel untuk bisa mengusir Ify.

"Kamu bisa melihat Ify karena kamu sudah mendekati waktu kematian kamu," kata sang nenek lagi.

"Ini takdir kamu Rio, kamu gak bisa menyangkal nya nenek tahu pasti berat buat kamu dan kamu pasti tak mau menerimanya," kata si nenek lagi. Rio masih diam dia menatap kerumunan orang yang mulai mengangkatnya, terlihat Cakka dan Gabriel berangkulan sambil menangis. Miris..

"Beri saya waktu nek, sampai saya melihat jasad saya di kebumikan dan ijinkan saya melihat mamah saya untuk yang terakhir kalinya," akhirnya Rio menerima juga kalau dirinya benar-benar sudah meninggal dan akan menjadi hantu.

"Baik lah, nanti malam penobatan kamu menjadi hantu. Mau tak mau kamu harus mau menjadi bagian dari kami." kata nenek. Rio mengangguk pikirannya masih kosong. Matanya menatap ke arah pantai tempat di mana ia harus mengakhiri kehidupannya..

"Nanti nenek jamput kamu lagi, kalau urusan kamu sudah selesai." kata sang nenek..

Tring.....

Sang nenek langsung menghilang dari pandangan Rio. Rio mengehela napas. Mau tak mau. Iya mau tak mau harus mau menerima takdirnya untuk menjadi hantu. Dan mungkin bertemu dengan ceu kunti Ify? Rio mendengus masih ada rasa kesal terhadap hantu yang satu itu karena menganggunya selama dua minggu terakhir.

***
Pemakaman berjalan dengaN tenang dan khidmat, nampak semua teman-teman Rio hadir menangisi kepergian Rio. Kedua orang tua Rio dan kakanya Riko, terlihat terpukul apalagi mama Manda dari tadi tidak berhenti menangis. Acara doa dan menabur bunga sudah di selesai.

Satu persatu sudah mulai meninggalkan pemakaman. Cakka, Gabriel, dan keluarga Rio masih berada di sana.

"Yo, Lo tega ninggalin kita." kata Cakka.

Gabriel memandang gundukkan tanah di depannya, ini tempat terakhir sahabat nya. Tidak pernah di sangkanya Rio akan pergi dengan cara mendadak seperti ini, tidak akan ada lagi Rio yang akan selalu menggerutu karena jadi obat nyamuk ketika pergi ke bioskop karena jomblo, tidak akan ada lagi yang selalu menang saat bermain basket. Tidak akan ada lagi Rio yang selalu memberi contekkan PR. Mengingat itu Gabriel tersenyum pedih.

  'Kenapa yo? Kenapa lo pergi seceat ini? Tinggalin gue dan cakka tinggalin mama papa dan kaka lo? Kenapa lo pergi tanpa pamit sepatah kata pun?' teriak Gabriel dalam hati.


"Rio, Kenapa ninggalin mama secepat ini nak, hiks.." mama Manda menangis sambil memegang batu nisan anak bungsunya, di sebelahnya papa Zeth menenangkan.

Riko sang kakak berdiri kaku.

"Lo tega Yo, belum nyaksiin kaka lo nikah," kata Riko.

Sesak, ini menyesakkan bagi Rio. Rio berada di antara mereka menyaksikkan semuanya.

"Selamat tinggal semuanya, maafin gue karena gak pamit, papa mama maafin Rio makasih buat semua kasih sayang kalian, ka Riko thanks karena lo udah jadi kaka terbaik buat gue, Cakka Gabriel maafin gue thanks lo berdua udah jadi sahabat terbaik gue," kata Rio, ia memilih untuk pergi saja tidak tahan melihat semuanya.

"Sudah siap?" tanya sebuah suara, Rio menoleh sang nenek tadi. Rio mengangguk.

"Iya, nek." Zahra tersenyum.

"Takdir adalah takdir Rio, sekuat apapun kamu menyangkal ia akan berbicara sesuai kehendaknya," kata nenek Zahra. Rio mengangguk pasrah.

"Ya sudah mari kita ke dunia hantu," kata sang nenek membawa Rio menghilang.

***

"IFFYYYYY" Teriak seseorang, membuat Ify yang sedang melamun telonjak kaget.

"Kenapa sih lo, Teriak-teriak kaya tarzan?" kata Ify, tak terima acara melamunnya di ganggu. Sivia nyengir. Sivia ia Sivia yang tadi teriak-teriak seperti tarzan.

"Fy, lo tahu? Bakalan ada hantu baru dan itu, RIO FY RIO, gebetan lo." kata Sivia histeris. Membuat Ify melotot tak percaya.

"APA? APA LO BILANG?" Ify malah ikutan teriak-teriak tak jelas.

Sivia mengusap telinganya.

"Rio jadi hantu." kata Sivia, Ify masih melotot tak percaya. Ini serius? Ini beneran? Ify lagi gak mimpi kan? Ya ampun! Benarkah? Tapi itu berarti Rio meninggal?

"Gue denger dari desas desus katanya bakalan ada yang jadi hantu dan namanya Rio," kata Sivia, Ify mendengus, adeuh Sivia oon kali yaaa siapa tahu bukan Rio gebetannya, nama Rio di dunia ini kan banyak ckck siapa tahu Rio om om, atau Rio kakek-kakek yang udah bau tanah kan?

"Yahelah, Sivia itu belum pasti. Siapa tahu bukan Rio gebetan gue," kata Ify. Sivia nyengir lagi.

"Iyaa juga ya. Tapi katanya sih dia masih muda Fy, udah gitu ganteng lagi, siapa lagi coba kalau bukan gebetan lo?" kata Sivia. Ify mendelik.

"Rio yang muda di dunia ini banyak kali Vi gak cuma Mario Stevano gebetan gue," Ify masih mengeluarkan pendapatnya.

"Iyaa, Iyaaa deh. Kita lihat aja nanti malem. Kalau gue bener, lo harus kasih gue sate, awas kalau nggak" kata Sivia mengancam.

"Kagak, enak aja gue gak suka rampok sate orang kasihan itu laba yang di dapat buat ngehidupin anak bininya,"kata Ify.

"Yahelah cuma beberapa tusuk doang apa salahnya sih," kata Sivia.

"Ah, gue gak mau mikirin perut karet lo itu, sampai dunia kiamat pun perut lo gak bakalan kenyang." kata Ify...

"Yeee sialan lo" kata Sivia tak terima.

"Minta aja sana sama kekasih tercinta lo si Alvin, dia kan cinta mati sama lo, jadi apapun bakalan dia lakuin." kata Ify. Sivia menepuk jidatnya. Ya ampun! dia lupa kalau dia malam ini ada janji bersama pacarnya itu.

"Gila. Gue kayaknya udah pikun, gue lupa kalau ada janji. Thanks lo udah ngingetin, gue cabut dulu." kata Sivia..

Tringg...

Hanya butuh satu detik saja bagi Sivia menghilang dari samping Ify. Ify lagi-lagi mendengus. Pacaran aja yang di urusin Sivia ckck.

To be continue..


1 comments:

 
Toggle Footer