Hantu fall in love

Hantu fall in love
Breaking News
Loading...
Friday 10 July 2015

Mudik 3

03:11
Holla lanjutan Mudik part 3 datang nih, sorry ngaret nya se abad. Maklum nih inspirasinya suka datang pas gue mau mudik ya you know lah sebentar lagi lebaran dan gue mau mudik wkwk. sok atuh mangga di baca..

Jangan lupa untuk berkunjung ke sini: nurdiana.web.id

Mudik 3

Author: Nurdiana.




***

"Riooooo..." suara cempreng milik Alvin membuat Rio menghentikkan aktivitas mencuci motornya.

"Eulehh.. Kunaon deui si Alvin, make gogorowokan sagala (aduh, kenapa lagi si Alvin pake teria-teriak segala)" Rio bergumam.

Alvin cepat-cepat menepikan sepedanya pada pohon Mangga. Sama seperti di Halaman rumah Ify, halaman rumah Rio pun terdapat pohon Mangganya, mungkin mereka jodoh, sehingga penghuni pekarangan rumah pun sehati? yaitu pohon Mangga.

"Rio maneh kudu apal (Rio kamu harus tahu)" Alvin berteriak heboh. Rio semakin mengernyit ada apa sih nih cowok perasaan dari tadi teriak-teriak heboh ckck.

"Apal naon Vin? Sing jentre atuh nyarios teh (tahu apa Vin? Yang jelas dong ngomongnya)" 

"Rio, Ify Yo Ify aya di kampung iyeu( Rio, Ify Yo ada di kampung ini)" Alvin bercerita sambil menggebu-gebu.

Perkataan Alvin sukses membuat mata Rio  melebar. IFY?????? Gadis berkepang dua sahabatnya dulu?

Ya tuhan, apa Alvin bohong ya, mau ngerjain Rio?

"Saha Vin? Ify? Ify putrana bibi Gina? Rerencangan arurang baheula? (siapa Vin? Ify? Ify anaknya tante Gina? Sahabat kita dulu?)" tanya Rio tak percaya. Alvin mengangguk kuat-kuat.

Rio masih belum percaya dengan semua ini, sahabat SD nya, gadis berkepang dua yang cupu abis, seseorang yang sampai saat ini namanya tersimpan rapi di memori otak Rio, hampir setiap malam hadir di dalam mimpinya.

"Cie.. Cie.. Tadi nitip salam siah Yo ka anjeun, jadi geulis pisan Yo, beda jauh jeng baheula mah kawas bidadari, duh mun Alvin can boga Sivia bakal bogoh meuren da ka Ify (Cie.. Cie.. Tadi titip salam loh Yo sama kamu, jadi cantik banget yo, beda jaduh sama yang dulu, kayak bidadari, duh, kalau aja Alvin belum punya Sivia pasti naksir sama Ify)" Perkataan Alvin sukses membuat Rio melolot, apa-apaan si Alvin ini, Ify itu punya Rio!.

"Teu acan ngarasaken di baledog ku kanebo Vin, hayang ngajaran? (Belum ngerasain di lempar kanebo kan Vin, mau nyobain?)" Rio bertanya sedikit emosi. Dih sahabat macam apa, udah tahu Rio dari dulu gak mau punya cewek gara-gara Nunggu Neng Ify datang.

Alvin nyengir.

"Heurey atuh Yo, tong di anggap. Apal lah anu kapengpeongan ku neng Ify nepi ka neng Nova, neng Nurdiana, ge di tolak anu ngungudag anjeun ti baheula (becanda Yo, jangan di anggap. tahu lah yang cinta mati banget sama neng Ify,  sampai neng Novam neng Nurdiana di tolak yang ngejar-ngejar kamu dari dulu)" Alvin mencoba membela, weitss di lempar kanebo? Errr bagaimana jika mengenai wajah Alvin yang kecenya tiada tara ini? Tidak! pasti Sivia akan berhenti mencintainya jika Alvin punya wajah jelek.

Rio berpikir, Ify jadi cantik? ah, kesempatannya masih ada tidak ya? bagaimana kalau Ify sudah punya cowok, walau bagaimana pun cowok kota itu pada ganteng juga tajir. Lah Rio? cuma seorang cowok yang dulu nya gendut dan sekarang bertransformasi jadi kurus gara-gara dulu sakit tifes, yang paling utama Rio anak kampung, engg iya sih Rio gak miskin, bapak Rio itu juragan tanah, sama sawah Rio juga hektaran paling kaya lah di kampung ini. Oke cukup Rio gak mau jadi orang yang sombong, ke kayaan itu milik orang tuanya.

"Eh, Naha jadi ngalamun, kade Yo hariwang jadi gelo, kudu nage atoh kan calon kabogoh ges aya di hareupeun mata (Eh, kenapa jadi melamun, hati-hati ah khawatir jadi gila, harusnya seneng dong kan calon pacar sudah ada di depan mata)" 

Perkataan Alvin membuat Rio tersadar dari lamunannya.

"Huh, sieun ges bogaen kabogoh Vin (Huh, takut dia udah punya pacar Vin)" kata Rio lesu.

"Teu apal sih, tapi naha nitip salam ka anjeun nyah aneh teu mun kitu, acan ah jiga namah, kalem Yo, ku Alvin di pang nanyaken engke ka Ify (Gak tahu juga sih, tapi kenapa nitip salam ke kamu ya aneh gak tuh, belum kayaknya, tenang Yo Nanti alvin bantuin tanyain ke Ify)" Alvin mencoba menghibur Rio yang sedang di landa kegalauan, mengenai pujaan hati nya neng Ify sudah punya pacar atau belum.

"Ulah, ngeraken Vin. Ke ge bakal apal sorangan ( Jangan, malu-maluin Vin, nati juga akan tahu sendiri)" Rio buru-buru mencegah niat mulia Alvin. Keburu cowok yang satu itu melakukan aksi memalukan nanyain ke Ify apa Ify udah punya cowok apa belumnya, bisa-bisa rahasia Rio naksir Ify juga dia beberkan. kan gawat darurat harus segera memanggil Ambulan Cinta, dasar emang ngaco parah mentang-mentang lagi jatuh cinta semua di kaitkan dengan cinta.

"Enya atuh ah, Alvin haus yeuh Yo, menta minum nya ( iya deh, alvin haus nih Yo, minta minum yah)" Alvin nyengir lagi. Rio geleng-geleng kepala tak habis pikir. Ada gitu orang kayak si Alvin? Jawabannya ada, nih orang nya di depan Rio.

"Nya, nyokot wen ka dapur sorangan, Rio dek ngangesken ngumah iyeu motor, dagoan wen di tengah imah Vin, dek nonton Tv ge jug wen hurungkeun Tv na ( ya ambil aja di dapur sendiri, rio mau nyelesain nyuci nih motor, tunggu aja di ruang tengah Vin, kalau mau nyalain Tv gak papa nyalain aja TV nya)" Bahasa yang lumayan kasar tetapi tidak terlalu kasar memang selalu Rio gunakan pada sohib-sohib nya tetap kalau sama Ify nanti, halus dong tentunya, kan gebetan.

Alvin mengangguk kuat-kuat, kemudian melesat ke dalam rumah Rio meninggalkan Rio yang geleng-geleng kepala tak habis pikir akibat kelakuan sohib nya.

Alvin.. Alvin..

***

Minggu pagi yang cerah, membuat Ify tak ingin bermalas-malasan. Ify memang anak rajin suka banget memelihara kebersihan tanaman. Ya kalian tahulah sudah 9 tahun lamanya Ify dan keluarga ninggalin nih rumah, cuma sesekali mama Ify nyuruh seseorang untuk guntingin rumput liar yang ada di pekarangan rumahnya biar gak panjang, dan sekarang kayaknya yang kebagian jatah guntingin rumput tuh Ify, gak papa calon istri kan emang harus rajin iya nggak sob? kalau rajin siapa tahu aa Rio kepincut sama Ify. Walaupun orang kota, yang hidup segala di urusin pembantu tapi tetep rajin dan segala bisa itu perlu.

"Mah, Iyeu rabutan? (mah. ini di cabutin?)" Teriak Ify kepada mama nya yang sedang memasukkan tanah ke dalam sebuah pot, rencananya mereka akan menanam kembali bunga.

"Enya Fy (iya Fy)" Teriak mamanya lagi.

Ify dengan giat mencabuti rumput liar di hadapannya, berhubung belum terlalu gede sama banyak jadi yowis lah pake tangan, ribet pake gunting rumput mah. Sekalipun tangan dekil gak papa deh toh ini di kampung bukan di kota, gak ada masalah sama kecantikkan kuku.

"Abi resep pisan ih ka Rio ( aku suka banget ih sama Rio)"

Sayup-sayup Ify mendengar suara seorang cewek yang nyebut-nyebut nama Rio lebih tepatnya di depan pagarnya. Dengan cepat Ify meninggalkan pekejaannya ingin melihat siapa orang yang nyebut-nyebut nama Rio.

Ify tak mengenalnya. Cewek berkerudung, lengkap dengan pakaian gamis membawa sebuah kitab di tangannya, sepertinya mau mengaji.

Seperti orang yang oon Ify malah berdiri di depan pagarnya, memperhatikan ke dua cewek yang semakin mendekat. Tadi si cewek bilang dia suka sama Rio? Wah gawatt dong berarti Ify punya saingan, mana cewek itu kayaknya santri lagi, Ify jadi minder. Rio kan anaknya baik pasti suka sama cewek santri, hiks.

"Enya Rio mah kasep pisan, Nur. Abi ge resep da ( iya Rio ganteng banget, Nur. aku juga suka kok)" sekarang cewek yang satu nya lagi yang ngomong. Suara sudah mendekat, sepertinya sudah hampir melewati pagar Ify.

"Dea, Kan abi anu tipayun naksir nage, anjeun teu kenging pipiluen ah (Dea, saya yang duluan naksirnya, kamu jangan ikut-ikut an ah)" si cewek yang ngomong pertama sepertinya tidak terima kalau cewek yang ke dua naksir sama Rio, Errrr Ify juga gak terima kalian naksir Rio. Cuma Ify, lagian Ify udah dari dulu wooo..

Saat tiba-tiba lewat di depan pagar rumah Ify, salah satu di antara mereka tak sengaja melirik Ify.

"Eh, anjeun saha, naha asa neme ningal abi (eh, kamu siapa, kenapa baru lihat saya)"

Keduanya lalu menghampiri Ify, yang tersenyum canggung karena ketahuan ngintip sama nguping pembicaraan mereka.

"Ify" sahut Ify menjabat salah satu dari mereka.

"Dea"

"Nurdiana"

kedua cewek tersebut memperkenalkan dirinya masing-masing.

"Kela.. (tunggu).." Nurdiana bersuara. Lalu berbisik pelan pada Dea, Ify mengernyit ngapain sih pake bisik-bisk tetangga segala. Kan jadinya Ify kepo maksimal.

"Itu Ify anu di taksir ku Rio jigana da, anu urang kota tea, pantes gelis eng, ah atuh Rio tamah moal ngalirik abi (itu Ify yang di taksir Rio kayaknya, yang orang kota itu, ah Rio pasti tambah gak bakal ngelirik aku)" bisik Nurdiana sambil sesekali matanya melirik Ify, bikin Ify risih.

Apaan sih jangan bilang lagi ngomongin Ify, oke Ify tahu Ify itu cantik tapi gak gini juga kali ih, nyebelin mana lirik-lirik nya gitu lagi, kayak gak suka apalagi yang namanya Nurdiana.

"Enya Nur, wah gawat atuh Nur (iya nur, wah gawat dong nur)" si Dea juga ikutan berbisik. Nurdiana menganguk.

"Nuju ngobrolken naon? (lagi bicarain apa?) Ify tak tahan untuk bersuara. Ke duanya tersenyum dan segera menghentikkan aksi bisik-bisik mereka. Dasar!

"Henteu, Fy. Oh enya Fy, tipayun nya bade ngaos sieun kasingan (nggak Fy, oh enya Fy, duluan ya bade ngaji takut kesiangan)" Nurdiana beralibi, kemudian pamit bersama Dea, sebelumnya Dea sempat tersenyum pada Ify. Yang tentu di balas senyum lagi oleh Ify.

Aneh kedua orang itu bisik-bisik lagi setelah jauh dari Ify, pasti ngomongin Ify deh. Ah sudahlah pusing biarin aja mereka ngomongin Ify sesuka hati mereka. Toh Ify gak peduli, mendingan Ify, ngelanjutin nyabutin rumputnya..

***

Shilla lagi mondar mandir di kamarnya tak jelas, pasalnya malam ini Gabriel sang pacar mau ngapel. Shilla harusnya senang tapi ini malah takut. Well, kalian pasti bingung kan kenapa Shilla takut? Jadi gini.. Kebetulan papa Shilla itu galaaaakkkkkkk banget, galaknya kebangetan. Yang jadi masalah saat ini si Iel malah pengen ngapel udah tahu Shilla takut di marahin bawa pacar yang baru aja mau masuk kuliah ke rumah belum mapan, ini malah maksa pingin ngapel katanya, gak papa Iel akan hadapin papa Shilla dengan senyumannya, heel emang papa Shilla gadis ABG yang bakal kepincut sama senyuman maut Gabriel gak bakal mempan.

"Assalamualaikum"

Astagfirulloh.. Itu suara si Iel, ya tuhan cowoknya itu bener-bener nekad emang ya mau nyari mati kayaknya. Shilla menggigit bibir bawah nya. Papanya lagi ada di ruang tengah lagi nonton sinetron dan otomatis pasti sekarang udah di buka sama papa nya. Gimana nih gimana, pasti di usir lagi aduh kasihan deh pastinya.

Tok.. Tok..

Suara ketukkan pintu membuat Shilla terlonjak kaget, takut-takut ia membuka pintu kamarnya tersebut.

Gawat!!!!! Papanya, pasti kena omelan nih huhu.

"Tuh, kabogoh aya di luar (tuh pacar ada di luar)"

Shilla melongo, jadi papanya gak marah?? hwaaaaaaa beneran ini beneran??? ya alloh terimakasih banyak akhirnya Shilla terbebas dari ceramahan dan omelan papanya.

"Engal atuh Shill, ngantosan karunya (cepat dong Shill nungguin kasihan)"

Shilla semakin melongo. hweeeee aishhhh beneran sumpah Shilla seneng parah, papanya gak marah sama gak kelihatan marah sama sekali, malahan kayak mendukung.

"Enya pa, ke Shilla gentos hela acuk (iya pah, Nanti Shilla ganti dulu pakaian)" Shilla cepat-cepat menutup pintunya untuk berganti pakaian, biar lebih cantik kan di apelin pacar wkwk.

Beberapa menit kemudian Shilla menemui Gabriel yang sudah duduk manis di kursi tamunya.

Shilla tersenyum manis pada gabril kemudian duduk di kursi sebelah jadi bukan satu kursi ya beda kursinya lagi, ogah ah deket-deketan, pamali katanya. Pacaran juga pamali cuma gimana ya salah Gabriel sih ngebet banget pingin ngapelin Shilla.

"kumaha carana, tiasa di izinan leubeut (gimana caranya bisa di kasih izin masuk)"

suara shilla terdengar pelan. Takut kedengeran si papah, berabe nanti malah ngusir Gabriel lagi.

"Gabriel pasti tiasa menangken hate camer, di cocok ku kueh brownies Shill (gabriel pasti bisa memenangkan hati camer, di sogok sama kue brownies Shill)" Gabriel juga berbicara pelan.

"Ekhem.." dehem papa Shilla. Ke duanya tersentak kaget. Kemudian nyengir garing pada papa Shilla.

"Eh, wa (eh om)" sapa gabriel kikuk.

"kade teu kenging wengi teuing ngobrol na( awas jangan malem-malem ngobrolnya)" peringat papa Shilla.

Mukanya nyeremin bangettt, sengaja om Dedi emang gitu. Tadi kalau si pemuda yang ngaku pacar anaknya ini tidak merengek kaya anak kecil terus bonus ngasih kue brownies mana mau di masukkin.

Sebenernya tadinya om Dedi mau duduk di tengah-tengah mereka, Tapi kasihan lihat tampang Gabriel ya sudah biarkan saja lah mereka menikmati masa-masa indah pacaran mereka, kalau di larang-larang rasanya om Dedi nggak adil kayak gak pernah muda aja.

"Muhun wa(iya om)" gabriel mengangguk takut-takut, Shilla sudah tegang dari tadi.

Kemudian papa Shilla meninggalkan mereka berdua. Membuat keduanya menghela napas tenang..

Fiuh... akhirnya bebas berduaan hihi..

TBC...




sumber










0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer